Sabtu, 21 September 2024

Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Artikel yang Tidak Terindeks

Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Artikel yang Tidak Terindeks

Cara Mengatasi Artikel Tidak Terindeks - Artikel adalah salah satu bagian penting yang harus kamu maksimalkan ketika menjalankan SEO sebagai channel marketing utama. Terlebih lagi jika website yang digunakan untuk menjadi poros utama SEO adalah website bisnis di bidang atau niche jasa.

Pastinya SEO yang dijalankan akan berkutat pada proses content-led SEO. Artikel menjadi salah satu jenis konten yang bakal sering kamu produksi, selain tentunya halaman promosi. Lalu, artikel seperti apakah yang mampu membantu website bisnis untuk perform.

Tentu saja, artikel yang dapat membantu adalah artikel yang berkualitas tinggi. Ada banyak definisi artikel yang berkualitas. Dimulai dari artikel yang enak untuk dibaca, memiliki banyak views, mengundang pembaca untuk menyebarluaskannya, dan lain-lain.

Tapi jika tujuan utama kita adalah untuk menjalankan SEO, maka standar kualitas yang digunakan jelas. Artikel tersebut mampu terindeks dan juga dapat tampil di urutan teratas halaman pertama Google. Masalahnya, untuk bisa membuat artikel yang memenuhi standar dapat terindeks dan perform di urutan teratas halaman pertama Google, bukan hal yang mudah.

Ada banyak hal yang harus kamu pelajari. Beruntungnya, mimin sudah mengulas beberapa tips dan trik membuat konten berkualitas atau SEO friendly pada artikel sebelumnya. Kamu bisa membacanya lengkap melalui link artikel di bawah ini;

Baca Juga: 10 Tips dan Trik SEO untuk Platform Blogger

Lalu, apa yang terjadi jika kamu telah mengikuti 10 langkah yang sudah mimin berikan di atas, tapi artikel yang dibuat tidak kunjung perform. Jangankan untuk perform, untuk masuk proses indexing atau bisa ditemukan di pencarian Google saja sulit.

Kira-kira apa yang salah?. Bagaimana cara mengatasi artikel yang tidak terindeks?.

Tenang saja, di dalam artikel ini, mimin akan menjawab 2 pertanyaanmu di atas sekaligus. Kita akan mulai dengan membahas terlebih dahulu faktor-faktor penyebab mengapa konten artikel tidak dapat terindeks di pencarian Google.

Penasaran apa saja?. Simak baik-baik artikel ini ya!.

Sebelum lanjut membaca, perlu diketahui bahwa artikel ini lumayan panjang dan cukup melelahkan. Jadi, baca pelan-pelan saja ya. Jika perlu, gunakan fitur bookmark untuk bisa membacanya di kemudian hari :)

Faktor-Faktor Penyebab Mengapa Artikel Tidak Terindeks

Ada banyak faktor mengapa konten artikel yang telah kamu kreasikan tidak terindeks atau muncul di halaman pencarian Google. Dari sekian banyak faktor yang ada, mimin akan mengulas 5 di antaranya. 5 faktor ini dimulai dari;

1. Domain Blog atau Website Masih Baru

Faktor pertama mengapa konten artikel belum terindeks, adalah (mungkin) umur domain blog atau website yang memang masih benar-benar baru. Butuh waktu untuk Google, terlebih web crawler memahami konten artikel yang telah kamu kreasikan.

Web crawler pastinya akan lebih memprioritaskan terlebih dahulu untuk memberikan crawl budget pada domain URL. Sebelum akhirnya memberikannya pada halaman atau konten-konten turunan di dalam website.

Terlebih lagi jika blog atau website baru tersebut belum memiliki struktur navigasi konten yang jelas. Tidak memiliki sitemap HTML atau XML yang terdaftar di Google Search Console. Memiliki terlalu banyak deadlink dan lain-lain.

Kita dapat memahami kondisi ini sebagai Google Sandbox.

Google Sandbox sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menempatkan domain blog atau web baru ke dalam kotak, untuk kemudian diperiksa kelayakannya tampil di halaman pencarian Google. Istilah ini sendiri, memang masih menjadi perdebatan hebat di antara SEO marketer dunia.

Ada yang percaya bahwa Google memang benar-benar melakukannya. Ada juga yang tidak percaya.

2. Konfigurasi Robots.txt yang Salah

Alasan kedua mengapa konten artikel tidak dapat terindeks adalah karena konfigurasi robots.txt yang salah. Robots.txt sendiri adalah file yang berisikan panduan agar robots atau web crawler Google dapat memahami halaman mana saja yang ingin di-indeks dan juga yang tidak ingin di-indeks.

Adapun robots.txt biasanya akan dimasukan dalam settingan Google Search Console.

Pada umumnya, isi file robots.txt yang aman akan seperti di bawah ini;

User-agent: *

Allow: /

Disallow: /Search

Sitemap: https://www.webmu.com/sitemap.xml

Isi file di atas menjelaskan bahwa untuk semua user-agent (nama web crawler software), diperbolehkan untuk melakukan crawling pada seluruh jenis user termasuk user yang tertinggi yakni root (/), tetapi tidak dengan root yang di dalamnya terdapat Search.

Artinya, halaman pencarian yang menampilkan url seperti di bawah ini

URL Hasil Pencarian Umumnya Tidak Akan Di-Indeks

URL Hasil Pencarian Umumnya Tidak Akan Di-Indeks

Tidak akan ditampilkan di search engine Google.

Perintah disallow biasanya dilakukan untuk bagian-bagian URL website seperti;

- Hasil search

- Tag

- Archive

- Halaman lama yang informasinya sudah usang

Untuk bagian-bagian lain, yakni halaman website dan konten artikel, pastinya akan masuk ke dalam perintah Allow. Jika kamu pengguna Blogger, maka kamu tidak perlu capai mengubah settingan yang ada. Karena Blogger sudah menerapkan settingan default.

3. Kualitas Konten yang Rendah

Faktor berikutnya mengapa artikel tidak dapat terindeks adalah karena kualitas konten artikel itu sendiri yang memang rendah. Konten berkualitas rendah sendiri dapat kita ketahui melalui kecilnya dwell time yang didapatkan, dan juga besarnya bounce rate yang dimiliki.

Apa itu dwell time dan bounce rate?

Dwell time adalah metrik yang digunakan untuk menghitung seberapa lama pengunjung di dalam konten sebelum mereka beralih ke konten lainnya di web yang sama. Sedangkan bounce rate adalah lawan daripada dwell time.

Bounce rate adalah tingginya persentase pengunjung yang meninggalkan website tanpa melakukan interaksi apapun di dalamnya. Semakin cepat pengunjung membuka, lalu kembali ke halaman SERP atau konten di website lain, maka tinggi pula persentase bounce rate yang didapatkan.

Lalu, bagaimana cara mengetahui dwell time atau bounce rate pada konten?.

Untuk mengetahui dwell time, tidak ada cara atau tools pasti yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai dari metrik ini. Tapi, kamu bisa menggunakan Google Analytics yang menyediakan data bounce rate dan juga time on page.

Gunakan data pada kedua metrik tersebut sebagai acuan untuk dapat mengetahui bounce rate. Metrik lain seperti average session juga dapat dijadikan sebagai acuan. Meskipun tidak langsung atau khusus pada 1 web page saja.

Untuk mengetahui bounce rate, kita dapat menggunakan Google Analytics.

Caranya adalah dengan;

- Melakukan integrasi Google Analytics pada website atau blog yang dimiliki. Untuk pengguna Blogger, biasanya kode integrasi akan dimasukan melalui kode HTML di atas kode <head>.

- Setelah proses integrasi selesai, masuk ke dalam Google Analytics, klik menu Behavior, dan di sana, kamu bisa melihat nilai bounce rate yang didapatkan.

- Jika kamu ingin menghitung bounce rate yang didapatkan per halaman konten, maka kamu cukup gunakan rumus di bawah ini;

Bounce rate per halaman: Jumlah pengunjung dalam 1 halaman / total pengunjung x 100%.

Contohnya 800/500 x 100% = 16%.

Bagaimana caranya memasang Google Analytics ke dalam website?

Pertanyaan yang bagus. Mimin akan menjelaskan bagaimana caranya di artikel berikutnya.

Selain dapat diketahui melalui nilai dwell time atau bounce rate yang didapatkan, konten tidak berkualitas dapat diketahui melalui keyword density yang tidak maksimal atau terlalu berlebihan.

Keyword density sendiri adalah persentase munculnya keyword atau kata kunci utama di dalam konten artikel.

Biasanya, kata kunci utama artikel muncul setidaknya 2 sampai 3 kali di dalam konten. Jika kamu menggunakan WordPress, tentu saja pekerjaan yang dimiliki akan lebih ringan dengan hadirnya plugin Yoast SEO.

4. Terlalu Banyak Orphaned Content di dalam Blog

Faktor berikutnya adalah website yang terlalu banyak memiliki orphaned content. Sesuai dengan namanya, orphaned content adalah konten artikel yang tidak memiliki hubungan "darah" dengan konten-konten lainnya di dalam website yang sama.

Orphaned content biasa terjadi dikarenakan struktur atau pembahasan konten yang kurang runut dari blogger atau webmaster. Konten yang menjadi orphaned content adalah konten yang tidak mendapatkan peran sebagai tujuan akhir internal link.

5. Authority Score Rendah

Google menggunakan algoritma terbaru yakni E-E-A-T, kamu tentu masih mengingatnya bukan?. Google akan lebih memprioritaskan konten artikel yang dapat memenuhi kriteria Experience, Expertise, Authoritativeness dan Trustworthiness.

Lalu, bagaimana caranya membuat konten yang dapat memenuhi kriteria ini?. Ya, semudah kamu membuat konten pada bidang atau niche konten yang memang benar-benar kamu kuasai. Semisal kamu adalah ahli di bidang content marketing, maka buatlah konten seputar content marketing.

Otoritas konten tentang topik tertentu yang dibuat oleh ahlinya langsung, tentu akan lebih tinggi ketimbang yang tidak sama sekali. Poin pengalaman, keahlian dan kepercayaan yang dihasilkan dari konten tersebut meningkat drastis.

Terlebih jika konten artikel dilengkapi dengan studi kasus pribadi.

Inilah 5 faktor terbesar mengapa artikel yang kamu kreasikan tidak muncul di pencarian Google atau terindeks. Tentu saja ini hanya segelintir kecil dari faktor-faktor lainnya. Membahas semua faktor yang ada, mungkin akan membuat kamu mual.

Kita akan langsung membahas bagaimana cara mengatasi artikel yang tidak terindeks. Sebenarnya sih, dari 5 faktor di atas, kita sudah cukup mendapatkan gambaran tentang apa saja yang harus kita lakukan.

Cara Mengatasi Artikel yang Tidak Terindeks

Kita bisa mulai dengan mempelajari;

- Cara membuat artikel yang berkualitas.

- Membuat sitemap HTML dan XML lalu mendaftarkannya di Google Search Console.

- Memastikan peraturan robots.txt tepat sasaran.

- Membuat topic cluster artikel yang runut dilengkapi dengan desain jaringannya

Penyebab dan Cara Mengatasi Halaman Tidak Di-Indeks

Keterangan Google Search Console

Nah, sebagai tambahan, di sini mimin hanya akan menjelaskan secara terperinci cara mengatasi artikel tidak terindeks dari Google Search Console. Kita bisa mulai dari;

- Buka website Google Search Console terlebih dahulu

- Setelah itu bukan halaman Pages dan fokus pada bagian Why pages aren't indexed.

- Melakukan perbaikan sesuai dengan keterangan yang diberikan.

Why Page Aren't Indexed

1. Halaman Alternatif dengan Tag Kanonis yang Tepat

Apa itu halaman alternatif dengan tag kanonis yang tepat?. Ini adalah pesan error yang menandakan bahwa di dalam website terdapat dua halaman yang memiliki URL kanonik yang sama.

Web crawler Google akan mengesampingkan versi duplikat dan kemudian akan mengindeks versi utama dari halaman tersebut.

Lantas apa sih itu tag kanonis?. Tag kanonis adalah tag yang dapat digunakan untuk memberitahukan halaman atau URL web manakah yang ingin mendapatkan prioritas tampil di halaman pencarian Google.

Tag ini sering digunakan untuk dua halaman berbeda tetapi masih memiliki isi konten yang relatif sama.

Contohnya

andriakhda.online/tipsseo1

andriakhda.online/tipsseo2

Jika kita ingin memprioritaskan untuk halaman artikel tipsseo1 tampil di pencarian Google, maka kamu cukup tambahkan tag kanonis di dalamnya seperti ini;

<link rel="cannonical" href="andriakhda.online/tipsseo1">

Perubahan atau penambahan tag kanonis di dalam URL ini sendiri, dapat kamu lakukan melalui tools RankMath.

2. Duplikat, Tanpa Ada Versi Kanonis Pilihan Pengguna

Duplikat, Tanpa Ada Versi Kanonis Pilihan Pengguna adalah pesan error berikutnya yang mungkin akan kamu ditemukan di laman Google Search Console. Pesan error ini muncul dikarenakan adanya duplikasi konten dan juga penggunaan tag kanonis yang kurang tepat.

Bagaimana cara mengatasinya?. Perbaiki penggunaan tag kanonis yang telah kamu lakukan sebelumnya. Prioritaskan konten artikel yang benar-benar ingin kamu optimalkan.

Jika kamu ingin memberikan tag kanonis untuk seluruh konten yang ada, maka pastikan setiap konten memiliki perbedaan alias unique.

3. Halaman dengan Peralihan

Halaman dengan Peralihan adalah pesan error berikutnya yang mungkin akan kamu temukan di Google Search Console. Pesan error ini muncul dikarenakan Googlebot merayapi kontenmu, tapi langsung mengalami peralihan (redirect).

Lalu, bagaimana cara mengatasi pesan error seperti ini?.

Caranya mudah, kamu cukup memahami penggunaan akan jenis redirect yang tepat. Secara umum, redirect terdiri dari 2 jenis utama. 2 jenis itu adalah 301 (bersifat permanen) dan 302 (bersifat permanen).

Semisal kamu dulu pernah membuat artikel dengan url

andriakhda.online/belajar-seo-lengkap

Lalu kamu mengganti url tersebut menjadi

andriakhda.online/belajar-seo-lengkap-untuk-pemula

Karena andriakhda.online/belajar-seo-lengkap sudah mengalami proses crawling sebelumnya (atau mungkin sudah terindeks), andriakhda.online/belajar-seo-lengkap-untuk-pemula menjadi tidak terbaca Google Search Console.

Maka yang perlu kamu lakukan adalah mengubah nilai redirect andriakhda.online/belajar-seo-lengkap ke andriakhda.online/belajar-seo-lengkap-untuk-pemula menjadi permanen dengan redirect 301.

Tugas seperti ini, akan lebih mudah diterapkan terlebih jika kamu menggunakan CMS seperti WordPress.

Ada juga cara lain, yang mungkin lebih efektif. Yakni dengan membuat konten baru dengan url yang tertera di pesan error tersebut.

4. Tidak Ditemukan

Berikutnya adalah pesan error tidak ditemukan atau Not Found (404). Sesuai dengan artinya, pesan error muncul dikarenakan halaman yang ingin diindeks, tidak bisa ditemukan, umumnya karena halaman tersebut sudah dihapus oleh pemilik website.

Biasanya halaman website yang dihapus adalah halaman atau artikel yang memang tidak perform, tidak memenuhi standar kualitas yang ada, atau memiliki risiko spam yang tinggi.

Tapi, jika penghapusan halaman atau artikel tersebut tidak disengaja, maka kamu perlu membuat konten yang baru sesuai dengan url yang tertera pada keterangan Tidak ditemukan

5. Diblokir oleh Robots.txt

Pesan error berikutnya adalah Diblokir oleh Robots.txt. Seperti yang sudah bisa kamu pahami, pesan error ini muncul dikarenakan konten yang ingin dibuat perform, malah tanpa sengaja diblokir oleh peraturan robots.txt. 

6. Di-Crawl Saat Ini Tidak Diindeks

Terakhir, adalah pesan error Di-Crawl Saat Ini Tidak Diindeks. Pesan error ini munculkan dikarenakan kualitas konten yang memang belum cukup memenuhi kriteria indexing.

Kamu bisa meningkatkan konten yang ada, dan kemudian mengajukannya kembali di Google Search Console melalui fitur Inspect any URL.

Inilah penjelasan lengkap faktor penyebab dan cara mengatasi artikel yang tidak terindeks dari Google Search Console.

Baca Juga: Kenapa Gen X Dapat Menjadi Generasi Blogger Terbaik?

Ingin dapatkan insight terbaru lainnya?. Silahkan ikuti terus blog ini atau kamu bisa follow Instagram mimin di @andrimarzaakhda.

Semoga bermanfaat.

Posting Komentar