Senin, 16 September 2024

Cara Membuat Artikel Opini yang Bagus, Hati-Hati Logical Fallacy!!

Cara Membuat Artikel Opini yang Bagus

Cara Membuat Artikel Opini yang Bagus. Satu dari sekian banyak jenis artikel yang menjadi favorit untuk banyak blogger kreasikan adalah artikel opini. Hal ini wajar mengingat artikel opini lebih "mudah" dikreasikan ketimbang artikel ilmiah murni. Di mana kita semua tahu, kalau artikel ilmiah murni memerlukan proses riset yang tidak sebentar.

Terlebih lagi proses riset untuk bisa mendapatkan data yang relevan dengan topik yang ingin diangkat. Selain proses riset, artikel ilmiah murni juga memerlukan proses validasi yang tidak sebentar. Kamu harus dapat meminta kepada yang lebih ahli untuk mengecek keabsahan data yang digunakan, relevansinya dengan topik yang diangkat, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk artikel opini tidak seperti itu. Artikel jenis ini murni mengandalkan pendapat pribadi daripada penulis mengenai suatu fakta atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Artikel jenis ini, seringkali ditemukan pada majalah atau surat kabar.

Bahkan, banyak di antara blogger yang menggunakan blognya untuk sharing opini pribadi. Bisa dibilang bahwa data atau sumber utama daripada artikel ini adalah pendapat penulis. Dari pendapat itulah kemudian berkembang suatu gagasan atau komentar brilian.

Sayangnya, tidak semua penulis memahami cara membuat artikel opini yang bagus. Sebagian dari penulis berlindung dengan kata "Ini Kan Opini Saya, Saya Tentu Bebas Berpendapat Dong".

Artikel opini memang memberikan ruang kebebasan yang tinggi terhadap penulisnya untuk menyalurkan gagasan atau komentar yang dipikirkan. Tapi, gagasan atau komentar tersebut haruslah tetap berdasarkan data dan fakta, merujuk ke referensi tepercaya.

Baca Juga: 10 Tips dan Trik SEO untuk Platform Blogger

Tidak jarang, banyak penulis yang karena ia berpegang teguh pada prinsip "Opini Mah Bebas", malah menjadikan isi artikel yang dikreasikannya jatuh ke dalam jurang logical fallacy.

Ada juga yang karena opini yang menurutnya bagus, malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Jangan sampai kita berpikir "Tulis saja dulu opininya, nanti kalau dicari datanya pasti ada".

Pikiran ini sama dengan orang yang sudah jelas-jelas salah dalam berargumen, tapi berusaha mencari pembenaran untuk argumennya tersebut. 

Nah, di dalam artikel ini, mimin akan berbagi insights tentang cara membuat artikel opini yang bagus. Penasaran bagaimana caranya?. Simak baik-baik artikel ini ya!.

Sebelum lanjut membaca, perlu diketahui bahwa artikel ini lumayan panjang dan cukup melelahkan. Jadi, baca pelan-pelan saja ya. Jika perlu, gunakan fitur bookmark untuk bisa membacanya di kemudian hari :).

Apa itu Artikel Opini?

Bagaimana Cara Membuat Artikel Opini yang Bagus

Sumber: Wallpaperflare.com

Sebelum lanjut mengetahui cara membuat artikel opini yang bagus, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa itu artikel opini.

Artikel opini adalah artikel yang bersifat subjektif dan memiliki tujuan utama untuk dapat menyajikan sudut pandang, analisis atau argumen daripada penulis. Artikel jenis ini sangat berbeda jauh dengan artikel ilmiah atau berita yang fokus pada pelaporan fakta dan bersifat objektif.

Kamu bisa menemukan artikel jenis ini pada banyak halaman editorial, yang biasanya ditulis oleh jurnalis, ahli atau individu tertentu. Ciri khas utama daripada artikel ini adalah bersandar kepada keyakinan, pengalaman atau nilai-nilai pribadi yang penulis tersebut bawakan.

Baca Juga: Shin Gozilla vs Godzilla Minus One, Mana yang Paling Bagus?

Pada pelaksanaanya, artikel opini seringkali dijadikan sebagai bahasa komunikasi model persuasif. Berusaha untuk memengaruhi pembaca untuk meyakini hal yang sudah penulis kemukakan.

Untuk bisa memengaruhi pembaca, tata bahasa yang menarik dan kekinian saja, tentu tidak cukup. Diperlukan data dan yang paling penting adalah "relevansi data dengan topik yang ingin diangkat".

Hal ini penting untuk kamu perhatikan, jika tidak ingin opini yang kamu kemukakan, malah menjadi opini liar yang menyesatkan.

Jenis-Jenis Artikel Opini

Jenis Jenis Opini yang Harus Kamu Ketahui

Sumber: Wallpaperflare.com

Setelah mengetahui tentang apa itu artikel opini, kini saatnya untuk kamu mengetahui jenis-jenis daripada artikel opini. Secara garis besar, artikel opini dapat kita bagi menjadi 2 bagian umum, yakni artikel editorial dan juga artikel column.

1. Artikel Editorial

Artikel editorial adalah jenis artikel opini yang berasal dari jurnalis, dan biasanya ditemukan pada surat kabar, majalah, dan juga publikasi online. Artikel editorial ini sendiri memiliki banyak jenis di dalamnya. 5 di antara banyak jenis artikel editorial ini adalah;

1. Editorial persuasif. Sesuai dengan namanya, artikel ini ditujukan untuk dapat meyakinkan pembaca akan sudut pandang tertentu.

2. Editorial kritik. Opini yang ditujukan untuk mengkritik suatu kebijakan, keputusan atau tindakan tertentu yang diambil oleh pihak yang sangat berpengaruh. Contoh saja pemerintah. Tujuan daripada artikel opini ini, selain tentunya untuk mengkritik, adalah untuk meminta pertanggung jawaban.

3. Editorial eksploratif. Opini ini memiliki proses pencarian data yang mendalam menggunakan metode investigasi dan juga analisis terhadap isu yang kompleks.

4. Editorial satir. Opini yang dikemas dengan bahasa humor, ironi, penuh dengan kalimat pengundang tawa terhadap isu-isu sosial yang terjadi. Sarkasme jadi gaya bahasa utama untuk artikel opini jenis editorial satir ini.

5. Editorial pengalaman pribadi. Sesuai dengan namanya, artikel opini ini memanfaatkan pengalaman pribadi sebagai dasar utamanya. Pengalaman pribadi ini dibawakan untuk kemudian menjadi perspektif unik dari topik tertentu.

2. Artikel Column

Sedikit berbeda dengan editorial, artikel opini jenis ini dikreasikan oleh mereka para penulis untuk bisa menyebarkan perspektif pribadi mengenai suatu topik. Sama dengan editorial, artikel opini ini juga terbagi ke dalam banyak jenis. 5 di antaranya adalah;

1. Column persuasif. Bertujuan untuk dapat mengajak atau memengaruhi pembaca mengamini sudut pandang tertentu. Di dalamnya, terdapat banyak kalimat retorika dan juga argumen logis yang dapat memberatkan opini yang dibawa, sehingga lebih mudah diterima oleh pembaca.

2. Column eksploratif. Opini ini memberikan topik atau ide yang kompleks dari suatu topik yang penulis tersebut benar-benar kuasai. Opini ini menggunakan analisis studi kasus pribadi. Output utama daripada artikel ini adalah untuk dapat mengembangkan sendiri opini dari pembaca.

3. Column refleksi pribadi. Sesuai dengan namanya, column ini menyajikan refleksi pribadi daripada penulis, baik itu pengalaman pribadi, anekdot atau buah pikir sebagai landasan utama penulisan opini. Opini ini, ampuh digunakan untuk menciptakan empati dan juga pemahaman yang mendalam.

4. Column analitis. Column analitis melibatkan proses analisis mendalam tentang suatu masalah atau peristiwa tertentu. Penulis akan membedah satu per satu topik yang ada, dimulai dari penyebab, konsekuensi, implikasi dan juga konteks historisnya.

5. Column advokasi. Fokus utama dari opini adalah untuk membawa perubahan. Gaya bahasa yang digunakan penuh dengan kalimat motivasi, dan juga mampu mengundang daya tarik emosional. Sering kita temukan pada banyak tulisan saat zaman menuju berakhirnya orde baru.

Cara Membuat Artikel Opini yang Bagus

1. Menguasai Topik

Cara membuat artikel opini yang bagus pertama adalah dengan memastikan diri, menguasai pengetahuan terkait bidang atau topik yang ingin ditulis. Besarnya pengetahuan atau kuatnya penguasaan topik yang dimiliki oleh penulis, tentu akan menjadikan opini yang dibuat, mudah diterima oleh pembaca.

Gampangnya, jika kamu adalah ahli di bidang content marketing, maka buatlah opini tentang bidang tersebut. Jika kamu adalah ahli di bidang ilmu komunikasi, tapi menulis tentang opini terhadap teknologi, maka jelas saja opini yang ditulis sulit untuk diterima pembaca.

Kecuali kamu telah meminta ahli teknologi untuk melakukan cross check lebih mendalam. Jangan lupa untuk mencantumkan namanya di dalam opini yang dibuat, sebagai penguat.

2. Cari Ide, Kumpulkan Data yang Relevan

Kedua adalah mencari ide untuk dasar daripada penulisan. Ide ini, bisa kamu dapatkan dari mana saja, kapanpun kamu mau. Kita bisa mendapatkan ide ini ketika scrolling di media sosial, blogwalking dengan teman-teman blogger, membaca buku, menonton film dan lain-lain.

Setelah ide berhasil ditemukan, langkah berikutnya adalah mengumpulkan sebanyak mungkin data yang relevan. Jangan terburu-buru untuk langsung menuliskan sebuah opini begitu ide berhasil ditemukan.

3. Rumuskan Opini Utama

Berikutnya adalah mulai merumuskan opini atau argumentasi yang ingin dibawa. Jika opini atau argumen yang dibawakan sesuai dengan topik atau bidang yang Anda kuasai, maka opini atau argumen tersebut akan dengan mudah diterima pembaca.

4. Mempelajari Berbagai Teknik Penulisan

Cara membuat artikel opini yang bagus keempat adalah dengan mempelajari berbagai teknik penulisan yang ada. Jika kamu sudah membaca tulisan mimin yang berjudul 10 Tips dan Trik SEO untuk Platform Blogger, pastinya kamu sudah mengetahui kalau teknik penulisan dibagi menjadi 4 bagian.

4 bagian itu adalah persuasif, naratif, eskposisi dan juga deskriptif. Jika kamu lupa, mimin akan dengan senang hati menerangkannya kembali.

- Persuasif: Teknik penulisan yang digunakan untuk dapat meyakinkan pembaca mengambil keputusan atau menyetujui gagasan tertentu.

- Naratif: Teknik penulisan yang digunakan untuk dapat menceritakan suatu kisah dengan jelas, dari awal masalah, menuju masalah, klimaks, dan juga penyelesaian masalah.

- Eksposisi: Fokus utama daripada teknik penulisan ini adalah menyajikan informasi berdasarkan fakta kepada pembaca.

- Deskriptif: Teknik penulisan yang menceritakan hal-hal detail, baik itu tentang latar, karakter atau peristiwa tertentu.

5. Memilih Gaya Bahasa yang Tepat untuk Audience

Kelima adalah dengan memilih gaya bahasa yang tepat untuk audience. Jika audience atau target pembaca yang ingin kamu sasar adalah orang awam atau umum, maka gunakanlah gaya bahasa yang mudah mereka mengerti. Jauhi istilah-istilah yang memiliki kesan ilmiah mendalam.

Jangan lupa untuk selalu memperhatikan tanda baca yang jelas. Gunakan EYD sesuai dengan PUEBI.

Hati-Hati Logical Fallacy!!

Selain 5 cara di atas, terdapat satu tips penting yang tidak boleh dilewatkan oleh para penulis opini. Yakni hati-hati terhadap logical fallacy. Ini jadi penyebab paling sering mengapa sebuah opini menjadi sangat, sangat, sangat jelek.

Logical fallacy akan menjadikan opini atau argumen yang dibawa tidak bernilai sama sekali. Bahkan bisa menjadi opini liar yang menyesatkan. Logical fallacy sendiri adalah kesalahan dalam sebuah penalaran yang membuat opini atau argumen tidak valid.

Salah satu contoh logical fallacy ini dapat kita lihat pada kalimat di bawah;

"Di mana-mana, gerakan boikot produk tidak pernah sama sekali menghentikan perang. Coba buktikan?. Yang ada, gerakan boikot malah menambah jumlah pengangguran saja, kasihan sama mereka yang bekerja di brand Isriwil & kawan-kawan".

Kalimat di atas dan sejenisnya adalah contoh daripada logical fallacy atau sesat pikir jenis burden of proof. Di mana pihak 1 memberikan argumen kepada pihak kedua, lalu ketika pihak kedua tidak bisa membuktikan, pihak 1 akan langsung mengklaim argumennya benar-benar valid.

Baca Juga: Semua Hal Tentang Logo yang Harus Kamu Ketahui!

Pertama, gerakan boikot tidak pernah ditujukan langsung untuk bisa menghentikan perang. Gerakan boikot ditujukan sebagai bentuk gerakan menekan penguasa atau rezim yang semena-mena dan juga keberpihakan terhadap masyarakat yang tertindas.

Gerakan boikot memboikot produk ini sendiri, sudah sering diterapkan oleh berbagai negara. Bahkan oleh Amerika sendiri, yang sekarang banyak dibela-bela oleh pemuja Isriwil.

Saat itu, di Perang Dunia II, Amerika melakukan embargo besar-besaran terhadap Jepang. Jepang saat itu dinilai mengancam dunia barat karena berhasil merebut wilayah koloni Jerman di Asia Pasifik pada perang Dunia I.

Amerika melakukan ini untuk melemahkan ekonomi Jepang yang saat itu tengah menggila memperkuat senjata udara, pesawat Tempur, dan juga dengan strategi gurita nya demi menguasai wilayah jajahan dunia barat di Asia Pasifik.

Hasilnya?, Jepang, pada akhirnya kalah di Perang Dunia II. Memang, ada andil teknologi perang dari Amerika yang membuat Jepang kalah. Contoh saja pesawat radar yang memudahkan Amerika untuk menembaki kapal perang Jepang di Perang Laut Koral dan Midway meski cuaca penuh dengan kabut.

Tapi, kira-kira mengapa Jepang tidak bisa memproduksi senjata yang sama?. Ya karena mereka tidak mendapatkan akses informasi untuk memproduksi senjata tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa Jepang, sebelum menjadi negara maju, adalah negara yang tertutup. Dan mereka baru bisa maju karena restorasi Meiji, yang salah satu programnya adalah pertukaran pelajar dengan negara-negara lain yang sudah maju duluan.

Salah satunya adalah Amerika.

Gerakan boikot juga pernah dilakukan oleh Mahatma Gandhi demi melawan penjajahan Inggris. Gerakan boikot ini dinamakan Swadesi.

Salah satu tujuan daripada Swadesi adalah untuk mengurangi pendapatan pemerintah kolonial serta mendapatkan perhatian kolonial agar orang India bisa mengisi pos penting dalam pemerintahan.

Opini gerakan boikot tidak pernah bisa menghentikan perang sendiri sudah salah kaprah. Bagaimana pula kita ingin membuktikannya, Wong tujuan daripada boikot sendiri bukan untuk itu.

Opini ini sama dengan orang yang berkata; "minum itu bisa menghilangkan lapar, kalau gak percaya buktikan, kalau gak bisa, aku benar"

Adapun opini kedua, "gerakan boikot malah menambah jumlah pengangguran saja, kasihan sama mereka yang bekerja di brand brand Isriwil", hanya digunakan sebagai dalih penguat saja. Appeal to emotion.

Secara logika dan nurani kita saja, lebih mudah untuk menerima perkataan;

"Yok kita sering-sering belanja juga di warung Bu Sari (misalnya), buat bantu-bantu ekonomi dia dan keluarganya juga, jangan dikit-dikit ke Supermarket mulu".

Daripada;

"Yok kita sering-sering belanja juga di Supermarket, buat bantu-bantu ekonomi pemiliknya dan keluarganya juga, jangan dikit-dikit ke warung Bu Sari mulu"

Logika dan nurani kita sebenarnya lebih peduli terhadap orang-orang kecil, ketimbang orang-orang yang memang sudah dinaungi brand besar.

Lagi pula, mengikuti gerakan boikot bukan berarti kita tidak peduli atau membenci dengan orang-orang yang bekerja di sana. (Jangan terkena sesat pikir Strawman).

Lalu, apa yang bisa kita lakukan dengan gerakan boikot?. Amerika dan Isriwil kan sudah maju?. Apa bisa kita melakukan gerakan boikot untuk semua produknya?.

Cukup lakukan gerakan boikot semampunya, dan gerakan boikot yang dilakukan seperti ini, bertujuan untuk melemahkan ekonomi kedua negara tersebut. Yang pada akhirnya, sedikit demi sedikit akan berpengaruh pada pendanaan militernya.

Kembali ke topik utama (maaf mimin terbawa suasana),  opini yang di dalamnya terdapat banyak logical fallacy, tidak ragu mimin katakan sebagai opini yang jelek. Sekalipun gaya bahasa yang digunakan menarik, tetap saja opini yang dikeluarkan tersebut JELEK.

Jenis Jenis Logical Fallacy

Jenis Jenis Logical Fallacy

Sumber: sindonews.net

Burden of proof sendiri adalah salah satu dari 23 jenis logical fallacy yang ada. 23 logical fallacy lainnya adalah;

1. Ad Hominem

Jenis logical fallacy yang pertama kita bahas adalah ketika kedua belah pihak saling beradu opini, lalu salah satu pihak malah membahas kepribadian lawan bicaranya, yang tidak ada kaitannya dengan pembahasan yang berlangsung.

Contoh, ketika dua orang sedang membahas pemerintah, buzzer dan hoaks, salah satu pihak malah menyerang kepribadian lawan bicara dengan mengejek personal, "Bujang Lapuk". 

2. Hasty Generalization

Kedua adalah hasty generalization. Jenis logical fallacy ini menggunakan sedikit sampel dari pengalaman pribadi, lalu menggunakannya untuk membuat kesimpulan ekstrim.

Contohnya, kamu mengalami tindakan tidak menyenangkan dari teman kamu yang berasal dari Sumatera. Lalu, kamu bilang kepada semua orang

"Jangan berteman sama orang Sumatera, mereka semua tidak menyenangkan".

3. Strawman

Logical fallacy yang terjadi karena pihak kedua gagal memahami argumen daripada pihak pertama, dan kemudian menyerangnya dengan tuduhan serius.

Contohnya, Najwa Shihab menjalankan tugasnya sebagai jurnalis untuk mengawasi kinerja pemerintah. Lalu ia membuat opini editorial kritik atau eksploratif tentang kinerja pemerintah yang korupsi.

Pembaca yang tidak mengerti (lebih tepatnya gak mau mengerti) kemudian menyerang Najwa Shihab dengan tuduhan pemecah belah.

4. Post Hoc

Keempat adalah Post Hoc. Sesat pikir ini melebih-lebihkan sesuatu. Contohnya batu yang dianggap bisa membantu seseorang untuk menahan sesak Buang Air Besar nya.

5. Circular Reasoning

Circular reasoning adalah sesat pikir yang menggunakan argumen berputar-putar tanpa adanya bukti yang kuat. Contohnya seseorang yang berdebat dengan tentang bentuk Bumi.

Satu pihak bersikukuh mengatakan bahwa bumi itu datar. "Kenapa?".Karena tak pernah ada dari kita yang ke Antartika. "Kenapa?". Karena Antartika dijaga pasukan bersenjata. "Kenapa?". Karena mereka perlu menutupi fakta Bumi datar.

6. Begging The Question

Begging the question adalah argumentasi yang telah dinyatakan atau diasumsikan terlebih dahulu. Hampir mirip dengan circular reasoning sebelumnya. Contohnya seperti "Semua yang Berasal dari Suku Tertentu, Bermuka Dua. Sebab Suku Itulah yang Sering Terdengar Begitu".

Sebenarnya opini Gerakan Boikot Tidak Bisa Menghentikan Perang sebelumnya, juga bisa masuk ke dalam jenis sesat pikir satu ini. 

7. False Dilemma

Jenis sesat pikir yang membuat pihak kedua seolah-olah hanya memiliki dua pilihan dari pihak pertama. Jenis sesat pikir ini sendiri, cukup sering digunakan oleh Rocky Gerung dalam panggungnya.

Contohnya seseorang berkata; "jika kamu tidak mengerti apa yang apa saya ucapkan, maka kamu bodoh". 

8. Appeal to Nature

Jenis sesat pikir yang beranggapan bahwa semua hal yang alami itu baik dan benar. Contohnya seseorang yang percaya bahwa tanpa vaksin atau imunisasi, tubuh manusia sudah bisa mendapatkan imunitasnya secara natural.

9. Anecdotal

Selanjutnya adalah anecdotal. Jenis sesat pikir yang hampir mirip dengan hasty generalization. Sama-sama menggunakan pengalaman pribadi, orang terdekat atau orang lain sebagai dasar dari opini yang ada.

Contohnya, "Setahu saya, tidak ada yang namanya TOEFL Like, TOEFL ya TOEFL saja, tidak ada jenis-jenisnya".

10. Ad Ignorantiam

Sama seperti anecdotal, jenis sesat pikir ini juga hampir mirip dengan hasty generalization. Hanya saja terpaku pada satu objek saja.

Contohnya, ia tidak menyukai Lionel Messi sebagai pemain bola. Lalu ia beranggapan bahwa semua penghargaan yang diraihnya adalah bantuan langsung dari FIFA.

11. The Gambler's Fallacy

Logical fallacy berikutnya adalah The Gambler's Fallacy. Sesat pikir ini, sering dihinggapi oleh mereka para penjudi online. The Gambler's Fallacy adalah kondisi di mana seseorang mempertaruhkan pilihannya pada kebetulan jangka pendek.

Contohnya kamu berpikir bahwa setelah jawaban soal nomor 4, adalah D, karena di 3 ujian sebelumnya, jawaban soal nomor 4 adalah D.

12. Middle Ground

Jenis logical fallacy di mana pelakunya merasa bahwa berada di tengah-tengah pertentangan, adalah kebenaran. Padahal dengan tidak memilih di antara opsi A atau B yang bertentangan akan merugikan kamu sendiri.

Contoh saja kamu tengah dalam pertentangan untuk memilih Ketua Kelas selanjutnya. Ada kelompok A yang memilih A dan ada kelompok B yang memilih B. Karena pusing atau malas berpikir, kamu kemudian memilih untuk tidak ikut dalam pertentangan, atau apatis.

Pada akhirnya, sikap apatis akan menjadi bumerang jikalau A atau B membuat peraturan yang menyusahkan.

13. False Cause

Kita juga dapat menyebut logical fallacy ini sebagai efek barnum. Ini adalah sesat pikir di mana kamu menganggap kedua hal saling berkaitan satu sama lain. 

Contoh saja kamu mendapati tetangga mu sering bertengkar. Lalu di saat bersamaan kamu mengetahui bahwa suami dari tetangga mu sering pergi memancing ikan.

Kamu langsung menyimpulkan bahwa suami yang sering memancing ikan akan menyebabkan rumah tangganya penuh pertengkaran.

14. Appeal to Popularity

Sesat pikir di mana pendapat popularitas menjadi patokan kebenaran. Contoh saja pendapat masyarakat kebanyakan tentang "Gapapa nepotisme, asal kerjanya baik" yang banyak disetujui.

15. Slippery Slope

Hampir mirip dengan false cause. Slippery slope adalah jenis logical fallacy yang terjadi akibat salah memahami sebab akibat. Contohnya kamu yang berpikir bahwa;

"Bersedekah dapat menambah harta kekayaanmu 10x kali lipat, sedekah 100 ribu, maka besoknya kamu akan mendapatkan "kembali" 1 juta.

16. Bandwagon

Mirip dengan Appeal to Popularity. Jenis sesat pikir ini disandarkan pada pendapat mayoritas masyarakat.

17. The Fallacy Fallacy

Sesat pikir yang berawal dari anggapan bahwa argumen yang dibantah keras otomatis menjadikan argumen tersebut salah.

Contohnya adalah argumen yang mengatakan bahwa si A telah melakukan tindakan kejahatan begini dan begitu, lalu si B membantah dengan keras tuduhan tersebut, meski sudah ada bukti yang jelas. Si C yang melihat bahwa argumen A dibantah keras, menganggap bahwa si B lah yang benar.

18. Appeal to Emotion

Berikutnya adalah logical fallacy berjenis appeal to emotion. Sesat pikir di mana satu pihak pertama mencoba untuk memanipulasi perasaan atau emosinya, supaya lawan bicara ikut sedih atau emosi dan lain sebagainya. Setelahnya, pihak pertama akan langsung memberikan argumennya.

Contohnya seorang Ibu yang melarang anaknya,yang ingin keluar malam minggu  bersama-sama teman. Si Ibu lalu berusaha membujuk dan membuat anak tak enak hati dengan berkata "Apakah kamu tidak kasihan dengan Ibu, nanti kalau di rumah ada maling bagaimana?, kalau semisal Bapak nanti tidur pulas bagaimana?".

Setelahnya si Ibu mengeluarkan argumennya yang juga masuk ke dalam kategori logical fallacy. "malam minggu itu identik dengan orang-orang yang suka merokok dan mabuk". Padahal sang anak hanya ingin pergi makan mie ayam bersama teman-temannya dan bermain PS.

19. Ambiguity

Sesat pikir di mana penyampainya menyampaikan argumen yang tidak jelas sehingga menimbulkan kebingungan. Biasanya dilakukan oleh mereka politisi. 

Contohnya.. 

Awowowk banyak cuy dari pemerintahan kita.

20. Personal Incredulity

Sesat pikir di mana opini atau argumen yang tidak bisa dimengerti pribadi, adalah salah. Tentu saja ini adalah bentuk logical fallacy dan mungkin sering kamu, atau juga mimin alami.

21. Tu Quoque

Sesat pikir di mana kritikan yang datang, harus dibalas menggunakan kritikan juga. Sering digunakan oleh mereka fans fanatik atau pun buzzer.

Semisal kamu mengkritik pemerintahan karena sering terjadi korupsi dan nepotisme, lalu kamu mendapatkan kritik balik dari buzzer "Apa kontribusimu untuk negara?".

22. Genetic

Sesat pikir di mana argumen atau opini menjadi tidak valid karena datang dari orang tertentu yang kamu tidak suka. Semisal kamu tidak menyukai teman mu karena ia malas, lalu ia berkata "Orang yang sukses adalah orang yang mau belajar di mana pun dan kapan pun".

Argumennya benar, tapi karena yang menyampaikan adalah orang yang tidak kamu sukai, maka argumen itu kamu anggap salah.

23. Special Pleading

Terakhir adalah special pleading. Sebuah sesat pikir di mana pelakunya tidak mau mengakui dirinya salah karena telah mengeluarkan argumen yang salah.

Semisal seseorang yang berkata "Negara Religius Identik dengan Negara Miskin", dan setelah dibuktikan bahwa argumennya itu tidak kuat, dan terlalu memaksa relasi sebab akibat, ia malah tetap bersikukuh dengan mengatakan;

"Tapi kan, ada contohnya" yang argumen kedua ini, juga membawanya ke logical fallacy lainnya.

Meskipun sering digunakan dalam debat, logical fallacy sering kali ditemukan juga pada bentuk tulisan. Baik itu disengaja ataupun tidak disengaja. Jadi berhati-hatilah.

Opini sendiri menurut mimin, terbagi menjadi 2 bagian;

Opini bagus yang memang sesuai dengan data dan opininya relevan dengan data yang ada.

Opini yang jelek yang tidak disertai data, atau tidak relevan dengan data yang digunakan dan terlalu banyak logical fallacy di dalamnya. Ingat ya, terlalu banyak logical fallacy.

Sulit rasanya menulis opini dan menghindari begitu banyak logical fallacy yang ada.

Pada akhirnya, sekalipun opini yang telah kita tuliskan, dirasa bagus, kita harus tetap mempertimbangkan sudut pandang alternatif, mengakui adanya argumen tandingan, atau terbuka untuk terlibat dalam dialog membangun.

Inilah penjelasan lengkap tentang cara membuat artikel opini yang bagus.

Baca Juga: Apa itu Teknik Lateral Thinking dalam Instagram Marketing

Ingin dapatkan insight terbaru lainnya?. Silahkan ikuti terus blog ini atau kamu bisa follow Instagram mimin di @andrimarzaakhda.

Semoga bermanfaat.

6 comments:

  1. Wow, tulisannya komplit sekali, Kak. Ternyata logical fallacy mudah sekali ditemukan, ya. Saya pribadi kalau baca komentar nitizen yang seperti itu, langsung mikir, lha gak nyambung. Apa yang dibahas apa yang dikomentarin. 😅

    BalasHapus
  2. ku dari dulu susaah banget nulis opini, apalagi buat judul yang menarik biar orang mau baca

    BalasHapus
  3. Good info. Jadi nambah wawasan saya ttg logical fallacy nih, ternyata ada banyak jenisnya. Setau saya, kalau yang berdasarkan data itu fakta, bukan opini. Ternyata bisa dikategorikan ke dalam opini bagus ya

    BalasHapus
  4. Tulisannya lengkap banget. Jadi nambah ilmu dan pencerahan nih tentang opini.
    Terima kasih sharingnya kak.

    BalasHapus
  5. Ya, ampun, Kak. Aku terharu banget baca penjelasan Kakak tentang boikot ini. Allahuma barik. By the way, ternyata jenis logical fallacy banyak juga, ya, sampai puluhan gitu. Biasanya cukup bilang "nggak logis" saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak kak.. Sedikit terbawa emosi juga kalau ada yang berkata demikian. "Boikot tidak bisa hentikan perang". Statement terbodoh yang pernah ada.

      Hapus