Selasa, 18 Juni 2024

Apa Saja yang Perlu Dicantumkan Pada Portofolio Content Writer?

Contoh Portofolio Content Writer

Portofolio Content Writer - Sebutkan salah satu pekerjaan kreatif yang banyak diminati oleh Gen Z saat ini. Satu di antara banyak jawabannya pasti akan mengarah kepada Content Writer. Ya, pekerjaan ini banyak diminati dikarenakan anggapan bahwa kerjanya mudah, "hanya menulis" tetapi duitnya banyak.

Sah sah saja berpikiran seperti itu, tetapi untuk yang sudah nyemplung ke dalam dunia penulisan konten, pasti 100% tidak akan setuju. Apalagi soal duitnya banyak. Hal itu tentu saja tergantung kepada siapa kamu bekerja, value yang kamu miliki, dan juga pastinya pengalaman.

Jika content writer tersebut memiliki banyak proyek freelance, sudah pasti jawabannya iya. Di dalam artikel sebelumnya, mimin telah menjelaskan bahwa salah satu cara terbaik untuk kamu bisa mendapatkan klien untuk proyek freelance adalah membuat portofolio yang menarik.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Proyek Freelance Sebagai Content Writer

Di dalam artikel tersebut, salah satu pengunjung setia blog mimin bertanya tentang apa saja sih yang perlu dimasukkan dalam dokumen portofolio content writer. Ya, kurang lebih seperti itulah.

Nah, di dalam artikel ini, mimin ingin berbagi insights tentang bagian apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam dokumen tersebut. Penasaran?, simak baik-baik artikel ini ya!.

Bagian yang Tidak Boleh Terlewatkan untuk Portofolio Content Writer

1. Halaman Sampul

Halaman Sampul Portofolio

Contoh Halaman Sampul Portofolio

Bagian pertama yang harus kamu masukkan ke dalam portofolio Content Writer adalah halaman sampul, atau halaman awal yang bakal dilihat oleh calon klien. Bagian ini harus dapat kamu desain semenarik mungkin, agar bisa membuat first impression yang baik di depan calon klien.

Ya, halaman sampul ini layaknya sebuah call to action dari kamu untuk dapat memanggil klien. Semakin menarik halaman sampul yang dikreasikan, semakin besar pula kemungkinan klien ingin melihatnya sampai akhir.

Ingat juga untuk selalu mempertahankan konsistensi akan komposisi warna desain dan landmarknya di setiap halaman portofolio yang ada.

2. Tentang Saya

Bagian kedua yang harus kamu masukkan ke dalam portofolio Content Writer adalah Tentang Saya. Sesuai dengan namanya, bagian akan menjelaskan tentang Siapakah Kamu.

Bagian ini perlu dituliskan karena dapat menjadi pemancing agar klien tetap kepo denganmu. Bila perlu, sebutkan beberapa penghargaan atau sertifikasi yang kamu miliki. Beberapa portofolio yang mimin lihat di LinkedIn bahkan juga menempatkan moto kerja utamanya di bagian ini.

Tidak perlu menggunakan kalimat yang begitu panjang. Cukup 2 paragraf saja yang itu sudah bisa menggambarkan kmu secara keseluruhan.

3. Skill dan Toolset

Contoh Portofolio Content Writer

Skills dan Toolset

Selanjutnya adalah skill dan toolset. Ya, seperti yang sudah bisa kamu tebak, bagian ini akan menampilkan skill apa saja yang kamu miliki, serta tools digital apa saja yang bisa kamu kuasai, sesuai dengan profesi sebagai Content Writer.

Ingat, untuk sebaiknya menghindari penggunaan penulisan nilai skill dalam bentuk persentase, karena biasanya nilai persentase yang ada adalah bias. Kecuali nilai persentase dapat dipertanggungjawabkan dan diberikan oleh lembaga yang kredibel.

Jika seperti itu, kamu perlu menambahkan teks "Didapatkan dari penilaian lembaga Bla-Bla di dalamnya".

4. Perjalanan Karir

Bagian keempat yang perlu kamu tuliskan dalam portofolio Content Writer adalah perjalanan karir. Di mana saja kamu telah bekerja dan apa saja yang kamu lakukan di sana.

Bagian ini harus dapat kamu jelaskan dengan baik karena dapat menjadi value lebih di mata klien. Terutama value yang berkaitan dengan pengalaman.

5. Pekerjaan atau Proyek

Proyek Freelancer

Proyek Freelance

Setelah perjalanan karir, berikutnya kamu perlu menuliskan proyek apa saja yang sudah dikerjakan. Sebagai Content Writer, maka biasanya yang dituliskan tersebut adalah jumlah artikel yang telah dikreasikan.

Berapakah jumlah kata yang biasanya kamu tuliskan pada 1 artikel. Jangan lupa juga untuk menyematkan pencapaian yang kamu raih dengan artikel yang telah dibuat.

Semisal dapat membantu meningkatkan metrik traffic website klien, atau tulisannya berhasil mendapatkan pengakuan dari penulis atau lembaga terkenal di suatu lomba dan lain-lain. Untuk desainnya sendiri tergantung dari referensimu. 

Apakah perlu menyematkan seluruh link yang telah dibuat?.

Untuk kamu yang memiliki karir sebagai Web Content Writer, mimin sarankan untuk menyematkan link website atau link profil penulisnya saja. Tidak perlu sampai harus menyematkan seluruh link artikel yang telah dibuat.

Lagi pula, klien tidak mungkin akan mengecek seluruh artikelmu karena terbatasnya waktu. Atau jika kamu ada beberapa artikel yang kamu rasa benar-benar dapat memukau klien, sematkan 3-5 link artikel terpilih saja.

Artikel yang mimin maksud di sini, adalah artikel yang sudah divalidasi oleh lembaga profesional, atau artikel yang berhasil membawamu menjadi juara di suatu perlombaan.

6. Proyek Lainnya

Menjelang akhir, kamu bisa menempatkan beberapa proyek tambahan, seperti proyek freelance di berbagai website UGC yang membayar kontributornya. Jangan lupa untuk hanya menyematkan link utama profil penulisnya saja.

7. Testimoni

Bagian ini sebenarnya tambahan saja dari mimin dan bermanfaat untuk dapat memberikan poin social proof yang kuat. Didapatkan dari penjelasan Social Sprout, orang-orang cenderung melakukan transaksi pembelian apabila produk atau jasa yang ditawarkan telah mendapatkan review positif dari pembeli sebelumnya. 

8. Kontak

Kontak di Portofolio

Kontak

Terakhir adalah kontak. Ya, di sini kamu bisa menempatkan kontak yang memudahkan calon klien untuk bisa menghubungi kamu. Kamu bisa menuliskan alamat email, akun media sosial yang dimiliki, website pribadi, atau bahkan alamat tempat tinggal atau tempat bekerja.

Rekomendasi Tools Terbaik untuk Membuat Portofolio

Setelah mengetahui bagian apa saja yang perlu dicantumkan dalam portofolio content writer, kamu pasti ingin segera membuatnya bukan?.

Agar proses pembuatan portofolio ini lebih cepat, kamu bisa memanfaatkan 7 rekomendasi tools terbaik untuk membuat portofolio di bawah ini, dimulai dari;

- Canva

- Behance

- Dribble

- Visual CV

- Resume.com

- EnhanCV

- Standard Resume 

"Min, berikan saya contoh portofolio dong, agar saya punya gambaran yang lebih jelas"

Tenang, kamu, bisa melihat contoh portofolio Content Writer mimin melalui link iniInilah penjelasan lengkap tentang portofolio Content Writer.

Baca Juga: Ayo Kerja Sama Bareng Saya!

Ingin dapatkan insight terbaru lainnya?. Silahkan ikuti terus blog ini, atau kamu bisa follow Instagram mimin di @andrimarzaakhda.

Semoga bermanfaat.

25 comments:

  1. Terima kasih ilmunya tentang portofolio bagi content writer. Sangat bermanfaat untuk penulis pemula seperti saya kak.

    BalasHapus
  2. Mantap Kak, pengalamannya bisa memberikan inspirasi, bukan hanya dalam menulis portofolio melainkan juga pengetahuan apa saja yang perlu diperdalam bagi seseorang yang mau jadi content writer.

    BalasHapus
  3. Pekerjaan content writer memang masih disukai anak muda saat ini, karena bisa dikerjakan di mana aja dan online lagi. Kalau mau dilirik HRD LinkedIn, wajib banget harus ada portofolio yang mumpuni, itu sih kalo mau diseriusin :)

    BalasHapus
  4. Nah ini yang ku tunggu. Makasih lho Kak, artikel tentang portofolio ini pudah lama banget ku cari. Dari sini aku dapat gambaran, gimana cara bikin portofolio yang gampang dan simple. Izin saved ya Kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya penantiannya terbayarkan ya kak..Ehehe

      Hapus
  5. Canva free! lainnya berbayar rata-rata. terima kasih infonya...

    Newsartstory

    BalasHapus
  6. Lengkap banget min infonya. Contohnya pun ada. Mantab min pengalamannya. Makin sukses ya. Terima kasih artikelnya.

    BalasHapus
  7. Informatif sekali kak artikelnya. Lengkap bgt menguraikan berbagai elemen penting yang harus ada dalam portofolio, mulai halaman sampul yang menarik sampai perjalanan karir semua dibahas tuntas....

    BalasHapus
  8. Wah, saya kok jadi kepikiran ingin menambahkan beberapa poin di tulisan ini di bagian laman about me di blog saya. Terutama terkait beberapa skill dan toolset. Terima kasih banyak nih insightnya.

    BalasHapus
  9. Banyak yang bisa di tulis di portofolio seorang content writer ya. Tapi harus juga menguasai dan familiar dengan tools dan ada pengalaman yang cukup buat bikin portofolio semakin oke dan gampang dilirik klien.

    BalasHapus

  10. Aku belum pernah nyoba bikin porto yang proper kek gini bang. Ternyata masukin testimoni penting juga yah, biar klien makin yakin ama kinerja kita. Ntar nyoba ah bikin pake Canva.

    BalasHapus
  11. Inisih yang diperlukan oleh para content writer saat ingin terus berkarir di bidang ini, harus serius saat membuat portofolio agar dilirik klien. Karena masih banyak yang tidak menyadari hal ini.

    BalasHapus
  12. AKu punyanya CV sih sehalaman gitu, bukan portofolio model gini. Di blog ada juga cuma beda. Sudah lama niat mau membuat yang ciamik tapi belum sempat nih hiks :D Thanks sharing-nya ya, cakep nih jadi lebih rapi dan menarik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membuat halaman portofolio sendiri di blog itu, ide yang cemerlang kak

      Hapus
  13. Terima kasih atas artikelnya ini.Lagi-lagi amat bermanfaat. Semoga aku segera puny waktu buat mempelajarinya lebih dalam dan mempraktikkannya juga.

    BalasHapus
  14. Saya pernah bikin portofolio content writer. Setelah baca ini, kayaknya jadi ingin memperbarui. Karena udah lama juga gak saya update.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Portofolio itu harus sering sering diupdate ya kak

      Hapus
  15. Eh pas banget dong lagi buat
    Soalnya kayaknya saya kurang membuatnya sehingga tidak ada yang percaya gimana saya, haha
    Next perhatikan portfolio ini deh

    BalasHapus
  16. Artikel yang sangat bermanfaat nih.Ngaku content writer tapi ga punya portofolio yg ditawarkan, dihhh...kaya aku😆. Simpen linknya ahhh,biar bs jd contekan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ehehe, kadang ada juga content writer yang saking sibuknya berkarya lupa terus buat bikin portofolio

      Hapus
  17. Portofolionya menarik, Mas. Aku bikin yang satu halaman doang. Tapi sepertinya mau coba ini juga biar ada penyegaran.
    Btw, kalau soal "dapat duit banyak" dari menulis sih relatif. Yang paling nyebelin bagiku adalah anggapan "hanya menulis". Mungkin itu sebabnya banyak konten yang asal-asalan ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, "hanya menulis". Dikira gampang bikin konten ya kak. Proses riset dan perumusannya jadi kalimat yang mudah dimengerti banyak orang itu gak mudah

      Hapus
  18. Penting banget ya seua itu ditampilkan untuk membuat calon klien semakin trus sama kita, testimoni ini harusnya saya buat juga, terima kasih sudah mengingatkan Kak

    BalasHapus
  19. pengen bikin CV terkait content writer tapi belum sempet, padahal di beberapa web sudah disediakan templatenya
    kadang aku bingung mau mencantumkan "prestasi" apa di CV portfolionya

    BalasHapus