Strategi Cross Posting - Salah satu jenis channel marketing yang banyak dipilih oleh para pebisnis adalah dengan menjalankan strategi social media marketing. Strategi ini sendiri sebenarnya adalah perpanjangan dari strategi content marketing.
Terutama dalam poin penting distribusi. Ya, social media marketing adalah teknik pemasaran yang memanfaatkan konten-konten multimedia, dimulai dari gambar, animasi, audio, video, dan teks untuk disebarluaskan melalui media sosial.
Ada banyak media sosial yang bisa kita gunakan. Namun yang paling umum atau yang paling banyak digunakan adalah;
- TikTok
- YouTube
- Telegram
- Dan lain-lain.
Memanfaatkan semua media sosial ini untuk keperluan branding jelas adalah pilihan yang menantang. Bisnis dapat dengan mudah mendapatkan berbagai data target audience dari berbagai platform. Ini adalah cara terbaik untuk pebisnis melakukan omnichannel marketing.
Melakukan omnichannel marketing tentu akan memudahkan bisnismu untuk dikenal. Level brand awareness yang dimiliki perlahan bisa menuju tahap Top of Mind.
Tapi sayang, menjalankan strategi social media marketing untuk banyak jenis media sosial bukanlah perkara yang mudah. Selain karena jelas berbeda algoritma, pebisnis juga diharuskan menghabiskan banyak waktunya untuk proses desain konten.
Membuat 1 konten untuk 1 jenis media sosial saja sudah memerlukan banyak waktu untuk proses riset, desain dan distribusi.
Lalu bagaimana solusi terbaiknya?.
Alih-alih menyewa banyak tenaga baru khusus untuk media sosial tertentu, yang kamu perlukan hanyalah tetap memperbanyak isi bank konten.
Buatlah 1 konten yang nantinya bisa diposting untuk semua jenis media sosial. Strategi ini sendiri dinamakan strategi cross posting.
Mimin akan menjelaskan lebih lengkap tentang strategi ini, beserta dengan penjelasan manfaat dan cara agar cross posting jauh lebih menarik.
Apa itu Strategi Cross Posting?
Didapatkan dari penjelasan Hubspot, cross posting adalah strategi untuk membagikan 1 jenis konten yang sama pada berbagai jenis media sosial.
Teknik ini muncul dikarenakan tren pengembangan media sosial yang kian berkembang dari tahun ke tahun. Ya, bisa dibilang bahwa teknik ini muncul sejak awal mula Friendster.
Atau bahkan jauh sebelum itu. Setelah era Friendster, muncul-lah era Facebook. Setelahnya YouTube, Instagram, Twitter, dan sekarang TikTok.
Baca Juga: Instagram Marketing vs TikTok Marketing
Dari pengertian strategi ini, kamu mungkin berpikir bahwa strategi ini tidak ada kreatif-kreatifnya sama sekali.
Meskipun itu fakta, tapi menjalankan strategi cross posting justru akan memberikanmu banyak manfaat. Beberapa di antara banyak manfaat strategi ini adalah;
Manfaat
1. Membantu tim bisnismu untuk menghemat lebih banyak waktu dan tenaga.
2. Sumber daya konten (brief konten) bisa dimaksimalkan dengan baik.
3. Pendamping terbaik dari strategi "Cek Ombak" atau A/B Testing.
4. Mampu membantu bisnismu lebih mudah dikenal. Yang pada akhirnya akan berimbas pada meningkatnya level brand awareness.
5. Apabila brand awareness sudah meningkat ke tahap brand recall atau bahkan Top of Mind, maka konversi bisnis yang didapatkan juga akan meningkat.
Ini adalah efek domino. Tentu saja ada banyak efek domino positif lain yang bisa didapatkan. Seperti;
- Jumlah pelanggan loyal meningkat.
- Bangun kepercayaan diri pebisnis lebih tinggi.
- Strategi scale up atau scale out dapat dijalankan.
- Jadikan bisnis berkelanjutan. Masa depan bisnis lebih cerah.
Sangat powerful bukan?.
Kekurangan
Sayangnya, meskipun mampu memberikanmu banyak manfaat, strategi ini juga memiliki kekurangan yang fundamental. 3 di antaranya adalah;
- Bisnismu jadi tidak dapat mengerti kebutuhan audiens sesuai dengan jenis media sosial tertentu. Ya, hal ini wajar mengingat setiap media sosial memiliki algoritma dan juga demografi pengguna yang berbeda-beda.
Contoh saja Instagram Vs TikTok, di mana Instagram didominasi oleh pengguna yang sudah dewasa, sedangkan TikTok didominasi oleh pengguna yang menuju dewasa.
- Followers merasa bosan dengan konten yang ada.
- Brand perception negatif seperti "brand ini sepertinya tidak kreatif, iklannya gitu-gitu terus dan diulang di mana-mana" bisa saja tercipta.
Cara Menjalankan Strategi Cross Posting Agar Jauh Lebih Menarik
Meminjam strategi yang diajarkan oleh Cici Konten, kita bisa melakukan strategi cross posting ini dengan cara;
Produksi konten untuk 1 jenis media sosial, semisal untuk Instagram terlebih dahulu. Ada 7 jenis konten, semisal;
- Cara Mudah Bangun Mindset Sukses untuk Content Creator (Konten Reels, Senin)
- Film yang Wajib Ditonton oleh Mahasiswa Sekali Seumur Hidup (Konten Reels, Selasa)
- 5 Channel YouTube yang Jadikan Weekend-mu Lebih Seru (Konten Reels, Rabu)
- 7 Buku yang Bisa Bangkitkan Jiwa Pebisnismu (Konten Reels, Kamis)
- 6 Podcast yang Bisa Jadikan Otak Bisnismu Lancar (Konten Reels, Jumat)
- ChanneL YouTube yang Bantu Menunjang Karir Lu (Konten Reels, Sabtu)
- Kumpulan Website Terbaik untuk Buat Online Portofolio (Konten Reels, Minggu)
Nah, ketujuh konten di atas ini, kamu posting untuk 1 hari 1 konten, dari Senin sampai Minggu.
Nah untuk konten TikTok kamu bisa merubah urutannya, semisal konten Reels hari Senin, kamu upload di TikTok pada hari Rabu. Konten Reels hari Selasa, kamu upload pada hari Kamis, begitu seterusnya.
Jadinya seperti ini;
Konten Reels hari Senin = Konten TikTok hari Rabu
Konten Reels hari Selasa = Konten TikTok hari Kamis
Konten Reels hari Rabu = Konten TikTok hari Jumat
Konten Reels hari Kamis = Konten TikTok hari Sabtu
Konten Reels hari Jumat = Konten TikTok hari Senin
Konten Reels hari Sabtu = Konten TikTok hari Selasa
Cara kedua adalah membuatnya seolah-olah menjadi baru.
Kamu bisa melakukan screnshot konten yang diupload sebelumnya, lalu menambahkan penjelasan tambahan. Atau konten yang awalnya adalah konten berbentuk video, diubah menjadi konten berbentuk teks.
Contohnya seperti apa yang sudah mimin lakukan ini;
Sumber: Instagram.com |
Menjadi..
Sumber: Instagram.com |
Tentu saja, kamu bisa memposting salah satu jenis konten terbaru ini di media sosial lainnya ya!.
Baca Juga: Strategi Sederhana dalam Berjualan
Inilah penjelasan lengkap tentang Strategi Cross Posting. Ingin dapatkan insight terbaru lainnya?. Silahkan ikuti terus blog ini, atau kamu bisa follow Instagram mimin di @andrimarzaakhda.
Semoga bermanfaat.
Mantap sepertinya memang pakar digital/social media marketing nih. Bagi saya, strategy cross posting adalah ilmu baru
BalasHapusJAngankan bagi yang punya bisnis ya, omnichannel marketing juga penting bagi blogger ... karena (melihat koneksi medsos saya), orang-orang yang terhubung di setiap medsos tidak sama semua. Boleh dibilang sebagian sama, sebagian tidak dan kalaupun sama, ada yang melihat di IG misalnya tetapi dia tidak melihat di FB.
BalasHapusWah terima kasih kak sharingnya, ini sangat bermanfaat buat saya yang masih suka bingung harus banyak upload di sosmed, apakah harus beda atau bisa boleh sama, dan saya menemukan jawabannya, bisa cross posting asal jangan di hari yang sama ya, jadi lebih hemat kita produce 1 konten saja, tentunya tetap dengan editing meski minim
BalasHapusWah, ternyata teknik ini sudah lumayan berumur, ya, sudah ada sejak zaman Friendster. Terima kasih tipsnya, Min, jadi tahu kalau konten yang sama sebaiknya di posting di beberapa media sosial dalam waktu yang berbeda.
BalasHapusOh gitu..saya nggak kepikiran ini sih kalo diubah ke teks atau video..saya biasanya posting di IG terus besoknya posting di TikTok tapi video sama..
BalasHapusIsinya daging ini 👍 terima kasih sdh berbagi ilmu, sangat menarik cross posting ini, dan btw saya baru istilah omnichannel marketing. Wah harus perbanyak piknik nih 😄 keren kontennya.
BalasHapus